09 January 2016
Ernie Djohan si”Mutiara yang Hilang”, setelah sukses dalam “Ernie Djohan’s Golden Concert” di Gedung Kesenian Jakarta tahun 2001. Ernie makin sering jumpa dengan penggemarnya terutama dalam acara sosial seperti peduli jantung. Ernie Djohan penyanyi kenangan yang enerjik.
Ernie Djohan lahir dalam keluarga diplomat M. Djohan Bakhaharudin dan pernah bermukim di Den Haag, Belanda dan Singapura. Di usia 11 tahun, Ernie sudah bernyanyi untuk radio Singapore’s Talentime dan masuk 10 besar. Di tahun 1962, Ernie menjadi juara pertama All Singapore’s School Talentime dan memulai rekaman pertamanya di Singapura untuk Philipps Recording Company. September 1963,terjadi pengolakan “Konfrontasi antara Indonesia, Malaysia dan Singapura” dan mengharuskan Ernie untuk kembali ke Indonesia.
Setelah tiba di Indonesia tahun 1963, Ernie pun kerap diundang menyanyi untuk para pejabat negara termasuk Bung Karno. Karena sering diundang oleh pejabat negara bahkan bung karno memberikan kesempatan Ernie untuk bergabung di band Madenas, grup band anak-anak dan merekam lagu anak-anak berjudul “Burung Gelatik” dan menuai sukses. Kesuksesan Burung Gelatik membuat Ernie didaulat oleh masyarakat dan media sebagai pelopor penyanyi cilik Indonesia dimasa itu.
Dialbum kedua nya Ernie Djohan memberikan beberapa lagu berbahasa asing seperti “ La Novia” lagu berbahasa spanyol ini sukses dipasaran dan membuat salah satu penyanyi pop pria terkenal seperti Rachmat Kartolo merekam kembali La Novia dengan syair berbahasa Indonesia. Nama Ernie Djohan, semakin terkenal ketika lagu teluk bayur sukses dipasar dan menjadi penyanyi pertama Indonesia penerima “Golden Record” dengan hasil penjualan album jutaan copies piringan hitam di tahun 1965.
1970an, Ernie Djohan pernah membuat grup lawak yang diberi nama “Erosa” yang dikutip dari singkatan nama-nama mereka yang terdiri dari “Ernie Djohan, Oslan husein & Alwi Oslan”. Grup lawak ini sempat keliling Indonesia khususnya seluruh Kalimantan, sayangnya Oslan Husein keburu dipanggil sang halik sehingga grup lawak ini tidak bertahan lama. Selain itu Ernie juga sempat bermain film seperti Belaian Kasih, Honey,Money and Djakarta Air, Si Mamad, Atheis, Tiga Sekawan, Sebelum Usia 17, Ateng Kaya Mendadak dan Ateng Sok Tahu.
2001, Ernie Djohan menggelar konser yang bertajuk “Ernie Djohan’ Golden Concert” di Gedung Kesenian Jakarta untuk merayakan ulang tahun Ernie sekaligus merayakan 39 tahun perjalanan karier Ernie Djohan di dunia tarik suara. Dalam acara konser ini, Ernie berduet dengan Iwan Setiawan untuk menyanyikan lagu “Mutiara yang Hilang”
Tahun 2010, kembali Ernie Djohan mendapatkan piagam penghargaan dari majalah rolling stone sebagai penerima “piagam 50 greatest Indonesian singers’ bersama penyanyi-penyanyi lain seperti Bing Slamet, Benyamin S, Titiek Puspa. Belakangan ini ernie masih banyak mendapat job. Ernie memang bisa menyanyikan banyak warna musik misalnya pop, keroncong, jazz. Ernie mengaku sering menyanyi bersama anaknya, Shanna Daniela, Ibu dan anak ini pernah tampil bersama di Eropa dan Amerika dalam rangka misi kebudayaan.
Banyak lagu hits yang dinyanyikan Ernie sampai sekarang masih sangat familiar diantaranya Teluk Bayur, Kau Selalu di Hatiku, Senja di batas kota, Mutiara Yang Hilang, Kenangan Manis Pasti Berlalu, Semua Gue, dan masih banyak lainnya. Tapi tak banyak orang yang tahu kalau ernie ahli pijet getar, dimana bisa melancarkan peredaran darah.
Diambil dari berbagai sumber